Menyapa Bukit Jempol dari Jauh, dan Sejuknya Aliran Sungai di Empat Lawang

Alhamdulillah, pada Lebaran Idul Fitri 1444 H ini, saya sekeluarga bisa pulang ke kampung halaman istri di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Lebih dari seminggu kami menetap di bumi Sriwijaya ini semenjak lebaran hari kedua.

Nah, di sela-sela mengisi waktu liburan di kediaman mertua dan kakak ipar, kami pun berkesempatan untuk menyambangi rumah adik ipar. Ya, cukup jauh juga perjalanannya dari Kota Palembang. Bisa memakan waktu tujuh hingga delapan jam perjalanan.

Rabu, 25 April 2023, kami pun bersiap berangkat dari Kota Palembang menuju Tebingtinggi, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan. Kurang lebih, sekitar 320 kilometer jaraknya.

Sejumlah tempat hingga pusat kabupaten/kota kami lalui, mulai dari Indralaya, Prabumulih, Muara Enim, hingga Lahat. Berbagai pemandangan alam juga cukup kaya, seperti sungai yang menjadi ciri khas Sumatera Selatan dengan panjangnya Sungai Musi, persawahan, perkebunan kebun sawit, hingga hutan dan rawa-rawa.

Gunung Jempol alias Bukit Serelo

Ketika perjalanan telah memasuki Kabupaten Lahat, mulailah nampak perbukitan yang memanjang. Di sepanjang Jalan Raya Lahat, perbukitan Bukit Barisan tampak indah terlihat. “Ke sano, pacak (bisa) ke Pagar Alam,” kata istri.

Tapi, di antara berbagai perbukitan tersebut ada satu gundukan tanah dan batuan tampak mencolok. Bentuknya unik, seperti ekspresi tangan. Lokasi tersebut dikenal dengan Bukit Serelo atau lebih dikenal dengan Gunung Jempol lantaran mirip bentuk jempol.

Berdasarkan laman Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Bukit Serelo berlokasi di Desa Ulak Pandan, Kabupaten Lahat. Tempat merupakan salah satu objek wisata terpopuler di Kabupaten Lahat. Gunung Jempol merupakan bagian dari Bukit Barisan yang terentang panjang dari Aceh hingga Lampung dan merupakan barisan bukit terpanjang di Pulau Sumatera.

Kabarnya, pemandangan di atas bukit sangat menakjubkan, dengan aliran Sungai Lematang di sekitar bukit Serelo. Di lereng bukit terdapat beberapa tempat untuk berkemah ataupun piknik. Salah satunya adalah Pelancu yang merupakan tempat wisata kreatif di Desa Ulak Pandan. “Sebagian besar pengunjung menghabiskan waktunya dengan berkemah, hiking ataupun sekadar piknik di padang rumput atau di tepi Sungai,” tulis laman Pemprov Sumsel.

Sayang, kami tidak berkesempatan ke sana lantaran memang tujuan bukanlah Lahat, Bukit Barisan, ataupun Pagar Alam. Namun, kami hendak ke Tebingtinggi, Kabupaten Empat Lawang. Wilayah di Sumatera Selatan yang terkenal dengan produksi duriannya.

Wisata Rantau Tenang Indah

Sekitar dua malam kami bermukim di Empat Lawang, di rumah keluarga adik Ipar. Wilayah tersebut termasuk daerah perbukitan dengan dominasi tanaman durian yang menjadi mata pencaharian para penduduk di sana. Ya, pastinya tidak semua, sebab ada juga yang menanam padi, pedagang, pekerja lepas, atau pengurus mushola.

Mungkin kami kurang beruntung atau belum berjodoh dengan sang durian. Sebab, “Lagi dak musim.”

Bayangan seperti serial kartun Upin dan Ipin yang bermalam di kebun untuk menjaga durian runtuh terpaksa sirna. Bahkan, mencicipi manisnya rasa buah berduri tersebut tak sempat. Hanya sedikit menyium aroma durian dari pedagang yang menjajakan di pinggir jalan. Dan itu pun teramat sangat jarang.

Nah, selain durian, di Empat Lawang juga memiliki destinasi wisata, yang menurut saya, cukup lumayan dan menjanjikan. Lokasi tersebut bernama Wisata Rantau Tenang Indah. Wisata air berupa sungai serta terdapat fasilitas bermain anak.

Yang menarik, tiket tempat masuk wisata tersebut sangat murah. Yakni, hanya Rp 2.000 per orang. “Mura nian,” ujar salah seorang rombongan yang turut serta bersama kami.

Dengan harga tersebut, Anda bisa berenang di sungai sepuasnya, serta bermain fasilitas lain yang disediakan secara gratis. Dan memang, untuk permainan anak seperti odong-odong, istana balon, mancing bola, serta lainnya disediakan dengan harga sekitar Rp 5.000 hingga Rp 10.000 per orang untuk sekali main.

Ya, masih terbilang terjangkau untuk biaya wisata keluarga.

Wisata pemandian sungai, cukup ramah terhadap anak-anak. Aliran sungai tidak begitu deras dan lumayan jernih. Merasakan sejuknya air Sungai Muare. Ya, meskipun di pinggir mungkin ditemui serakan sampah, sebagaimana terjadi pada destinasi wisata lainnya di negeri kita. []

 

 

 

Leave a Comment